Kanker Kulit


Penyakit kanker kulit dewasa ini cenderung mengalami peningkatan jumlahnya terutama di kawasan Amerika, Australia dan Inggris. Berdasarkan beberapa penelitian, mereka orang-orang kulit putih yang lebih banyak menderita jenis kanker kulit ini. Hal tersebut diprediksikan sebagai akibat seringnya mereka terkena (banyak terpajan) cahaya matahari. Di Indonesia penderita kanker kulit terbilang sangat sedikit dibandingkan ke-3 negara tersebut, namun demikian kanker kulit perlu dipahami karena selain menyebabkan kecacatan (merusak penampilan) juga pada stadium lanjut dapat berakibat fatal bagi penderita.

Penyakit Kanker Kulit adalah suatu penyakit yang ditandai dengan pertumbuhan sel-sel kulit yang tidak terkendali, dapat merusak jaringan di sekitarnya dan mampu menyebar ke bagian tubuh yang lain. Ada tiga jenis kanker kulit yang umumnya sering diderita manusia, diantaranya adalah karsinoma sel basal (KSB), karsinoma sel skuamosa (KSS) dan melanoma maligna (MM).
Kanker Kulit Ganas

  • Karsinoma Sel Basal (KSB)

  • Merupakan jenis penyakit kanker kulit yang paling banyak diderita. Kanker jenis ini tidak mengalami penyebaran (metastasis) kebagian tubuh lainnya, tetapi sel kanker dapat berkembang dan menyebabkan kerusakan jaringan kulit sekitarnya. Warna kulit yang terang dan sering terkena pijaran cahaya matahari keduanya diduga sebagai penyebab Karsinoma Sel Basal. Faktor lain yang juga dapat menjadi penyebab jenis kanker ini adalah system imun tubuh yang lemah (baik dampak penyakit lain atau pengobatan), luka bakar, sinar X-ray.

    1. Tanda dan Gejala
    Bagian tubuh yang terserang kanker sel basal biasanya wajah, leher dan kulit kepala. Adapun tanda-tanda penyakit kanker berjenis ini adalah benjolan yang agak berkilat, kemerahan dengan pinggir meninggi yang berwarna agak kehitaman, kelainan seperti jaringan parut dan lecet/lika yang tidak sembuh-sembuh.

    2. Diagnosa Jenis kanker
    Metode tunggal untuk memastikan penyakit kanker sel basal yaitu Dokter akan melakukan pemeriksaan klinis dan histopatologis dengan mengambil sample bagian kulit yang di anggap sebagai jaringan kanker (biopsy) untuk diteliti dibawah mikroskop.

    3. Therapy dan Pengobatan
    Apabila diagnosa telah ditegakkan secara jelas bahwa penderita mengalami kanker kulit berjenis sel basal, maka tindakan yang dilakukan umumnya adalah pembedahan atau pengangkatan jaringan kulit (kanker) secara komplit, atau dapat pula dengan tindakan penyinaran. Metode lainnya yang juga kerap dilakukan adalah bedah beku, bedah listrik, laser, fotodinamik serta dengan obat-obatan baik yang dioleskan maupun disuntikkan (kemoterapi).

  • Karsinoma Sel Skuamosa (KSS)

  • Merupakan jenis penyakit kanker kulit yang lebih banyak diderita pria terutama kaum lanjut usia (lansia). Ini adalah jenis kanker kulit dimana terjadi keganasan sel keratinosit epidermis, merupakan kanker kulit ke dua tersering. Penyakit kanker kulit KSS ini dapat menyebar kebagian tubuh yang lain, umumnya diderita mereka yang berada diwilayah tropik.

    Seperti halnya penyakit KSB, kanker kulit jenis ini juga diduga akibat sinar matahari (dominannya), Imun tubuh yang lemah, virus, bahan-bahan kimia dan jaringan parut juga dapat menimbulkan penyekit ini. Adapun tanda dan gejalanya ialah mempunyai kelainan berupa benjolan-benjolan atau luka yang tidak sembuh-sembuh. Diagnosa ditegakkan dengan metode yang sama pada KSB, begitupun tindakan therapy dan pengobatan cenderung sama dengan kanker sel basal.

  • Melanoma Maligna (MM)

  • Ini adalah jenis penyakit kanker kulit yang paling ganas dan berpotensi mematikan. Di Amerika, didapatkan data enam dari tujuh penderita kanker ini meninggal dunia. Dan jumlah orang yang terserang meningkat dari tahun ke tahun. Melanoma Maligna bisa berkembang dari tahi lalat timbul yang sudah ada atau yang baru muncul.

    1. Tanda dan Gejala
    Informasi ini sangat penting sekali bagi meraka yang memiliki tahi lalat yang kemudian mengalami perubahan baik warna, ukuran maupun bentuknya, Tahi lalat terkadang terasa gatal dan bila digaruk mengeluarkan darah. Sel kanker ini tumbuh dari melanosit, yaitu sel kulit yang berfungsi menghasilkan zat warna melanin.

    Kanker ini dicirikan dengan ABCD, yaitu A= Asimetrik, bentuknya tak beraturan. B= Border atau pinggirannya juga tidak rata. C= Color atau warnanya yang bervariasi dari satu area ke area lainnya. Bisa kecoklatan sampai hitam. Bahkan dalam kasus tertentu ditemukan berwarna putih, merah dan biru. D= Diameternya lebih besar dari 6 mm.

    2. Diagnosa Melanoma Maligna
    Penegakan diagnosa pada kasus penyakit kanker kulit jenis ini sama halnya dengan kedua jenis kanker kulit di atas (KSB dan KSS), yaitu dilakukannya tindakan biopsy untuk pemeriksaan dibawah mikroskop.

    3. Therapy dan Pengobatan
    Melanoma Maligna merupakan jenis kanker kulit yang paling ganas, dapat menyebar kebagian tubuh lainnya seperti kelenjar limfa. Tindakan yang dilakukan pada penderita kanker jenis ini adalah pengangkatan secara komplit jaringan kanker dengan jalan pembedahan, apabila telah diketahui terjadi penyebaran maka dibutuhkan operasi lanjutan untuk mengangkat jaringan di sekitarnya. Jika sel kanker ditemukan menyebar ke kelenjar limfa, maka mau tidak mau kelenjarnya juga diangkat.

    Penyakit Kaki Gajah (Filariasis atau Elephantiasis)


    Penyakit Kaki Gajah (Filariasis atau Elephantiasis) adalah golongan penyakit menular yang disebabkan oleh cacing Filaria yang ditularkan melalui berbagai jenis nyamuk. Setelah tergigit nyamuk, parasit (larva) akan menjalar dan ketika sampai pada jaringan sistem lympa maka berkembanglah menjadi penyakit tersebut.

    Penyakit ini bersifat menahun (kronis) dan bila tidak mendapatkan pengobatan, dapat menimbulkan cacat menetap berupa pembesaran kaki, lengan dan alat kelamin baik perempuan maupun laki-laki. Penyakit Kaki Gajah bukanlah penyakit yang mematikan, namun demikian bagi penderita mungkin menjadi sesuatu yang dirasakan memalukan bahkan dapat mengganggu aktifitas sehari-hari.

    Penyakit Kaki Gajah umumnya banyak terdapat pada wilayah tropis. Menurut info dari WHO, urutan negara yang terdapat penderita mengalami penyakit kaki gajah adalah Asia Selatan (India dan Bangladesh), Afrika, Pasifik dan Amerika. Belakangan banyak pula terjadi di negara Thailan dan Indonesia (Asia Tenggara).

  • Penularan Penyakit Kaki Gajah

  • Penyakit ini ditularkan melalui nyamuk yang menghisap darah seseorang yang telah tertular sebelumnya. Darah yang terinfeksi dan mengandung larva dan akan ditularkan ke orang lain pada saat nyamuk yang terinfeksi menggigit atau menghisap darah orang tersebut.

    Tidak seperti Malaria dan Demam berdarah, Filariasis dapat ditularkan oleh 23 spesies nyamuk dari genus Anopheles, Culex, Mansonia, Aedes & Armigeres. Karena inilah, Filariasis dapat menular dengan sangat cepat.

  • Tanda dan Gejala Penyakit Kaki Gajah

  • Seseorang yang terinfeksi penyakit kaki gajah umumnya terjadi pada usia kanak-kanak, dimana dalam waktu yang cukup lama (bertahun-tahun) mulai dirasakan perkembangannya.


    Adapun gejala akut yang dapat terjadi antara lain :

    • Demam berulang-ulang selama 3-5 hari, demam dapat hilang bila istirahat dan muncul lagi setelah bekerja berat


    • Pembengkakan kelenjar getah bening (tanpa ada luka) didaerah lipatan paha, ketiak (lymphadenitis) yang tampak kemerahan, panas dan sakit


    • Radang saluran kelenjar getah bening yang terasa panas dan sakit yang menjalar dari pangkal kaki atau pangkal lengan kearah ujung (retrograde lymphangitis)


    • Filarial abses akibat seringnya menderita pembengkakan kelenjar getah bening, dapat pecah dan mengeluarkan nanah serta darah


    • Pembesaran tungkai, lengan, buah dada, buah zakar yang terlihat agak kemerahan dan terasa panas (early lymphodema)


    Sedangkan gejala kronis dari penyakit kaki gajah yaitu berupa pembesaran yang menetap (elephantiasis) pada tungkai, lengan, buah dada, buah zakar (elephantiasis skroti).

  • Pemeriksaan Diagnostik Penyakit Kaki Gajah

  • Penyakit kaki gajah ini umumnya terdeteksi melalui pemeriksaan mikroskopis darah, Sampai saat ini hal tersebut masih dirasakan sulit dilakukan karena microfilaria hanya muncul dan menampilkan diri dalam darah pada waktu malam hari selama beberapa jam saja (nocturnal periodicity).

    Selain itu, berbagai methode pemeriksaan juga dilakukan untuk mendiagnosa penyakit kaki gajah. Diantaranya ialah dengan system yang dikenal sebagai Penjaringan membran, Metode konsentrasi Knott dan Teknik pengendapan.

    Metode pemeriksaan yang lebih mendekati kearah diagnosa dan diakui oleh pihak WHO adalah dengan jalan pemeriksaan sistem “Tes kartu”, Hal ini sangatlah sederhana dan peka untuk mendeteksi penyebaran parasit (larva). Yaitu dengan cara mengambil sample darah sistem tusukan jari droplets diwaktu kapanpun, tidak harus dimalam hari.

  • Penanganan dan Pengobatan Penyakit Kaki Gajah

  • Tujuan utama dalam penanganan dini terhadap penderita penyakit kaki gajah adalah membasmi parasit atau larva yang berkembang dalam tubuh penderita, sehingga tingkat penularan dapat ditekan dan dikurangi.

    Dietilkarbamasin {diethylcarbamazine (DEC)} adalah satu-satunya obat filariasis yang ampuh baik untuk filariasis bancrofti maupun malayi, bersifat makrofilarisidal dan mikrofilarisidal. Obat ini tergolong murah, aman dan tidak ada resistensi obat. Penderita yang mendapatkan terapi obat ini mungkin akan memberikan reaksi samping sistemik dan lokal yang bersifat sementara dan mudah diatasi dengan obat simtomatik.

    Dietilkarbamasin tidak dapat dipakai untuk khemoprofilaksis. Pengobatan diberikan oral sesudah makan malam, diserap cepat, mencapai konsentrasi puncak dalam darah dalam 3 jam, dan diekskresi melalui air kemih. Dietilkarbamasin tidak diberikanpada anak berumur kurang dari 2 tahun, ibu hamil/menyusui, dan penderita sakit berat atau
    dalam keadaan lemah.

    Namun pada kasus penyakit kaki gajah yang cukup parah (sudah membesar) karena tidak terdeteksi dini, selain pemberian obat-obatan tentunya memerlukan langkah lanjutan seperti tindakan operasi.

  • Pencegahan Penyakit Kaki Gajah

  • Bagi penderita penyakit gajah diharapkan kesadarannya untuk memeriksakan kedokter dan mendapatkan penanganan obat-obtan sehingga tidak menyebarkan penularan kepada masyarakat lainnya. Untuk itulah perlu adanya pendidikan dan pengenalan penyakit kepada penderita dan warga sekitarnya.

    Pemberantasan nyamuk diwilayah masing-masing sangatlah penting untuk memutus mata rantai penularan penyakit ini. Menjaga kebersihan lingkungan merupakan hal terpenting untuk mencegah terjadinya perkembangan nyamuk diwilayah tersebut.

    Pankreatitis



    Pankreatitis adalah peradangan kelenjar pankreas. Tanda dari gejala ini adalah rasa sakit pada uluhati yang amat sangat, suhu badan yang meningkat, muntah hebat. Penyebab dari pankeatitis adalah idiopatik (artinya tidak diketahui secara pasti), tetapi ada kecenderungan yang harus dilacak adalah apakah terdapat batu pada saluran empedu, kadar trigliserida yang tinggi. Petanda laboratorium yang dipakai adalah tingginya kadar amilase dan lipase. Pengobatan pankreatitis dengan puasa (tidak boleh makan dan minum), serta antibiotik yang penetrasi ke jaringan pankreas tinggi.

    Luka Lambung Karena Obat



    Perdarahan lambung atau saluran cerna secara keseluruhan dapat disebabkan oleh pemakaian obat. Obat yang sering menyebakan luka pada dinding lambung adalah obat penghilang rasa sakit, yang mana biasa diiklankan obat mujarab untuk pegel linu, sakit encok, tulang dan sendi. Perlukaan yang terjadi sebagai akibat dari obat ini dapat mengancam jiwa, bila terjadi perdarahan yang hebat (lebih dari 2 liter). Perlukaan pada dinding lambung yang terjadi dapat juag terjadi hingga merobek dinding lambung, dan apabila hal ini yang terjadi maka angka kematian meningkat menjadi 2 hingga 3 kali lipat.
    Hal yang harus dipertimbangkan dalam makan obat penghilang rasa sakit ini adalah adanya efek samping perlukaan pada dinding lambung. Jadi jangan terlena dengan kemanjuran obat penghilang rasa sakit, sehingga lupa akan ancaman lukanya dinding lambung.

    Sindom Metabolik




    Sindrom Metabolik adalah kelaianan yang terjadi pada tubuh manusia dengan beberapa kondisi yakni gemuk pada perut(central obesity), tekanan darah yang meningkat, peninggian kadar trigliserida, peningkatan insulin resisten dan penurunan kadar kolesterol HDL. Sindrom metabolik ini merupakan langkah awal untuk terjadinya kondisi yang lebih serius pada tubuh manusia. Kondisi itu seperti DM (diabetes melitus), penyakit jantung koroner dan gangguan peredaran darah otak (stroke).
    Asal dari kondisi ini dimulai dari banyaknya energi yang masuk ke dalam tubuh berupa asupan makan yang berlebih, sehingga terjadi penumpukan lemak pada perut dengan disertai kelianan pola kadar kolesterol dan peningkatan tekanan darah.

    Struma (Pembesaran Kelenjar Gondok)


    Struma adalah pembesaran kelenjar gondok yang disebabkan oleh penambahan jaringan kelenjar gondok yang menghasilkan hormaon tiroid dalam jumlah banyak sehingga menimbulkan keluhan seperti berdebar – debar, keringat, gemetaran, bicara jadi gagap, mencret, berat badan menurun, mata membesar, penyakit ini dinamakan hipertiroid (graves’ disease). Ada juga struma yang tidak menimbulkan gejala seperti itu bahkan tidak ada gejala sama sekali sehingga pasien datang berobat hanya karena keluhan merasa takut atau risih karena gondoknya membesar, hal ini bisa disebabkan oleh cairan tiroid (kista tiroid) dan kanker kelenjar tiroid. Struma juga bisa disebakan oleh asupan mineral yodium yang kurang dalam waktu yang lama (gondok endemik). Pemeriksaan yang dilakukan adalah mengetahui dulu status horman tiroid dengan pemeriksaan FT4 dan TSH, USG kelenjar tiroid dan scanning kelenjar tiroid. Pengobatan dari struma ini tergantung dari status horman tiroid (hipertiroid, eutiroid atau hipotiroid), dari USG apakah mengandung cairan (kista tiroid) dan dari scanning tiroid (HOT atau COLD) nodul.

    Batu empedu





    Batu empedu adalah batu yang terdapat dalam kantong empedu. Batu empedu dapat juga terdapat pada saluran empedu. Keluhan yang dirasakan pada awal sekali adalah rasa tidak nyaman pada lambung bila sudah makan, lalu pada perut kosongpun rasa tidak nyaman tetap dirasakan pada tahap yang lebih lanjut lagi timbul rasa sakit pada perut kanan atas. Rasa sakit ini dapat mejalar ke pinggang kanan dan bahu kanan. Pada beberapa orang yang tidak terlalu memperdulikan rasa sakit di badanya, proses ini akan berjalan terus hingga terjadi rasa sakit hebat pada perut kanan atas disertai dengan keringat dingin untuk menahan rasa sakitnya (sakit ini dinamakan colic empedu), pada saat ini pasti sudah meminta pertolongan. Gejala lain yang terjadi pada keadaan yang berlanjut dapat timbul panas (terjadi penyulit infeksi), kuning pada mata dan kencing kuning tua seperti teh botol.

    Penyebab terjadinya batu empedu ini berbagi sebab diantaranya kolesterol tinggi, infeksi pada sistem saluran empedu. Pada wanita lebih sering dari pada pria, gemuk dan usia subur.

    Deteksi awal yang dilakukan adalh dengan pemeriksaan USG Abdomen dalam keadaan puasa agar kantong empedu mengembang sehingga mudah untuk dideteksi dengan USG.

    Pengobatan definitif untuk batu kandung empedu dengan operasi pengangkatan kantong empedu beserta batu yang ada didalamnya.

    Keto asidosis diabetik


    Keto Asidosis Diabetik adalah salah satu bentuk dari komplikasi pada penderita kencing manis (Diabetes Melitus) yang terjadi pada waktu yang cepat. Gejala dari keto asodosis diabetik ini mulai dari penurunan kesadaran, sesak nafas, dehidrasi, suhu badan tinggi, muntah – muntah, banyak kencing hingga ngompol. Komplikasi ini bila tidak diberikan pengobatan yang cepat dan tepat maka kematian dengan sangat cepat datang. Hal ini bisa terjadi pada keadaan penderita kencing manis tipe 1 yang mendapat pengobatan suntikan insulin tetapi lupa atau tidak menyuntik insulin dengan dosis yang tepat dan pada kencing manis tipe 2, terjadinya komplikasi ketoasidosis disebabkan infeksi, stres pada metabolisme tubuh (Stroke, Serangan Jantung/infark miokard).

    Pengobatan pada kondisi ini dengan perawatan Intensive Care, monitor cairan tubuh, tekanan darah, monitor jumlah kencing, monitor kesadaran dan pemberian insulin dan jangan lupa mencari pencetus dari keto asidosis yakni fokus infeksi seperti infeksi gigi, saluran kencing, saluran pernafasan, infeksi jaringan kulit (bisul).

    Varices Esophagus





    Varses Esophagus adalah pelebaran pembuluh darah dalam yang ada di dalam kerongkongan makan (esophagus). Pelebaran ini dapat terjadi dalam bentuk yang kecil hingga besar, bahkan hingga besarnya dapat pecah menimbulkan perdarahan hebat. Perdarahan yang terjadi dapat dimuntahkan dengan warna hitam hingga merah segar dan darah dapat mengalir ke bawah (anus) sehingga timbul buang air besar hitam (melena).
    Mekanisme yang mendasari terjadinya varises esophagus ini adalah penyempitan pembuluh darah yang berasal dari esophagus untuk mengalir ke dalam hati (liver). Peristiwa ini terjadi pada penyakit hati kronik dengan disertai perubahan struktur dari organ hati (hal yang dinamakan sirosis hati). Pada keadaan yang terus berlangsung, sehingga aliran darah di dalam dinding esophagus melambat dan tekanannya meninggi.
    Keluhan yang sering terjadi pada keadaan ini rasa mual, mudah capek, terkadang mata jadi kuning.
    Pengobatan yang dilakukan menurunkan tekanan darah yang ada dalam pembuluh darah di esophagus dan mengikat pembuluh darah yang menonjol dalam saluran esophagus, tetapi jangan lupa untuk mengobati penyakit dasar yang menimbulkan varises esophagus (sirosis hati)

    Penyakit seliak: ancaman besar yang masih tersembunyi


    Orangtua seorang anak yang bertubuh mungil, sebut saja si Amang berusia 7 tahun, sempat frustasi karena anaknya tidak bisa gemuk dan sulit makan sejak usia 1 tahun. Setelah berkonsultasi dengan berbagai dokter ahli tak ada kemajuan yang dialami anaknya. Akhirnya seorang dokter memvonis anaknya menderita penyakit seliak, sehingga permasalahan anaknya bisa berkurang meskipun sudah terlambat.

    Penyakit seliak atau juga sering disebut Celiak Disease, Nontropical Sprue, Enteropati Gluten, Celiac Sprue adalah merupakan suatu penyakit keturunan, dimana terjadi intoleransi terhadap gluten (sejenis protein), yang menyebabkan perubahan dalam usus halus sehingga terjadi gangguan penyerapan nutrisi yang masuk ke tubuh sehingga menyebabkan berbagai gangguan pada fungsi tubuh manusia.

    Penyakit seliak terjadi pada 1% di antara populasi anak dan dewasa. Pada usia dewasa terdapat 2-3 kali lebih banyak perempuan dibandingkan laki-laki. Penyakit ini tidak hanya dikenal di Eropa tetapi juga di Timur Tengah, Asia, Amerika dan Afrika. Meskipun banyak manusia terkena penyakit ini dan angka kejadian semakin meningkat, tetapi masih banyak terjadi underdiagnosis, meskipun bahkan di salah satu negara di Eropa dilaporkan terjadi 1 penderita pada 77 orang.

    Di Indonesia sampai sekarang masih belum diketahui pasti angka kejadiannya, tetapi diduga angkanya tidak jauh dari 1 dibandingkan 100 orang. Penulis mengadakan penelitian pada penderita kesulitan makan pada anak yang berobat di Picky Eaters Clinic Jakarta (Klinik Khusus Kesulitan Makan Pada Anak) diduga sekitar 34% dari populasi anak sulit makan tersebut adalah penderita penyakit seliak, karena saat dilakukan penghindaran terhadap diet gluten terdapat perbaikan klinis yang bermakna.

    PENYEBAB

    Penyakit seliak merupakan penyakit permanen yang bersifat jangka panjang. Beberapa faktor yang berpengaruh terhadap terjadinya penyakit, yaitu faktor genetik, lingkungan dan disebabkan oleh kepekaan terhadap gluten, yaitu protein yang terdapat dalam terigu dan gandum hitam, barley (jewawut) dan gandum. Makanan yang mengandung bahan tersebut adalah roti, biskuit, pasta, saos dan sebagainya. Proses terjadinya kelainan ini adalah adanya antibodi terhadap gluten yang dapat mengganggu permukaan usus halus. Gangguan ini menyebabkan lapisan usus yang berjonjot-jonjot menjadi rata. Permukaan yang rata ini kurang mampu mencerna dan menyerap makanan.

    usus_normal usus_seliak
    Usus Normal Usus pada Penderita Penyakit Seliak


    Berbagai faktor dapat mempengaruhi proses terjadinya penyakit ini, diantaranya adalah faktor genetik, faktor lingkungan dan faktor imunitas saluran cerna. Faktor genetik yang telah diidentifikasi adalah HLA-DQ2 or HLA-DQ8 proteins, yang merupakan produk dari gen HLA. Faktor lingkungan yang berpengaruh adalah pemberian ASI eksklusif, pemberian diet gluten terlalu dini atau terlalu banyak dan infeksi rotavirus saluran cerna pada usia bayi muda. Berbagai faktor inilah yang ikut menentukan mengapa gejala klinis pada penderita berbeda dan sangat bervariasi.

    MANIFESTASI KLINIS

    Penyakit seliak bisa mengenai berbagai usia dan setiap individu berbeda manifestasi klinis yang terjadi. Beberapa orang gejala mulai tampak saat usia anak pada orang lain timbul saat usia dewasa. Pada usia anak biasanya gejalanya timbul setelah pemberian makanan tambahan baru yaitu sekitar usia 4-6 bulan. Bila makanan tersebut mengandung gluten maka keluhan yang timbul adalah sulit buang air besar, diare, perut kembung dan sering rewel.

    Pada anak yang lebih besar anak biasanya juga disertai keluhan nyeri perut. Beberapa anak mengalami sulit makan, kegagalan pertumbuhan, perut kembung yang terasa sakit, sering buang angin. Bentukan tinja biasanya banyak, berlemak, pucat dan sangat berbau busuk. Bila disiram di atas kloset terdapat bentukan benda padat yang melayang.

    Di dalam mulut terlihat luka seperti sariwan atau disebut aphthus ulcers dan terdapat perubahan warna gigi atau kehilangan enamel gigi. Penderita seliak sering mengalami gigi caries atau gigi keropos. Pada kulit terjadi bintil kemerahan yang agak nyeri dan gatal terutama di daerah bokong, dada atau tangan dan kaki bagian luar yang sering disebut dermatitis herpertiformis.

    Gangguan lain yang bisa terjadi adalah nyeri pada otot, tulang dan persendian atau kejang pada otot. Anak perempuan dengan penyakit seliak mungkin akan mengalami gangguan siklus menstruasi. Bahkan banyak laporan ilmiah menyebutkan gangguan infertilitas atau kesulitan punya anak sering terjadi pada penyakit ini.

    KOMPLIKASI YANG TERJADI

    Gangguan utama dalam penyakit ini adalah gangguan penyerapan nutrisi yang memasuki tubuh maka gangguan yang dapat terjadi adalah anemia kekurangan zat besi, kadar protein darah menurun drastis, akan terjadi penimbunan cairan dan pembengkakan jaringan atau edema. Pada beberapa penderita, gejala tersebut tidak nampak sampai mencapai usia dewasa. Bila gangguan sudah terjadi sejak usia anak resiko yang akan terjadi adalah gangguan pada tulang-tulang panjang atau osteopeni. Tergantung pada berat dan lamanya kelainan, akibat kadar protein, kalsium, natrium dan kalium darah yang rendah.

    Akibat adanya malabsorbsi dapat terjadi karena kekurangan zat gizi yang menimbulkan gagal tumbuh atau gangguan peningkatan berat badan dan tinggi badan. Kekurangan protrombin yang diperlukan dalam proses pembekuan darah akan menyebabkan penderita mudah menjadi memar dan mudah mengalami perdarahan.

    Beberapa peneliti menyebutkan penyakit seliak dapat mengakibatkan manifestasi neurologi atau gangguan persarafan, diantaranya adalah epilepsi, kejang, gangguan belajar, gangguan konsentrasi, depresi dan pada anak sering rewel yang tidak diketahui sebabnya. Juga dilaporkan adanya gangguan neuropati perifer dengan gejala kesemutan dan rasa kebas pada kaki dan tangan. Gangguan neurologis lain yang dilaporkan adalah “mielopati“, “ensefalitis brainstem“, “sindrom serebelar”, “myoclonic ataxia” (sindrom Ramsay-Hunt) dan “leukoencefalopati progresif kronik“.

    Banyak peneliti mengungkapkan bahwa penderita seliak sering dikaitkan dengan terjadinya penyakit “autoimmune” lainnya seperti: penyakit thyroid, lupus, diabetes tipe 1, penyakit liver, penyakit pembuluh darah kolagen, reumatoid artritis atau sindrom Sjögren’s. Disebutkan penderita seliak akan 50 kali lebih mudah mengalami penyakit diabetes dibandingkan orang normal. Penderita juga 10 kali lebih mudah mengalami kekurangan Imunoglubulin A yang mengakibatkan daya tahan tubuh seseorang berkurang sehingga mudah terserang infeksi demam, batuk dan pilek. Penderita seliak yang tidak tertangani dengan baik akan beresiko menimbulkan proses keganasan (kanker) pada saluran cerna seperti adenocarcinoma dan “Enteropathy-Associated T-Cell Lymphoma“.

    PENANGANAN PENDERITA

    Diagnosis pasti harus dengan melakukan biopsi usus halus (duodenum), yang menunjukkan permukaannya yang mendatar dengan karakteristik adanya limfositosis intraepithelial, hiperplasia Kripta, atrofi dan pada pemeriksaan ulangan ditemukan perbaikan setelah makanan yang mengandung gluten dihentikan. Kriteria diagnostic yang dikembangkan oleh the European Society for Pediatric Gastroenterology and Nutrition hanya dibutuhkan kriteria perbaikan klinis dengan penghindaran diet gluten. Pemeriksaan darah standar yang dilakukan adalah pemeriksaan antibodi endomysial IgA yang mempunyai petanda spesifik yang tinggi pada penyakit ini dengan akurasi sekitar 100%, pemeriksaan lain adalah dengan antibodi gliadin dengan akurasi yang lebih rendah.

    Penghindaran makanan yang mengandung gluten adalah penanganan terbaik yang harus dilakukan.Pemberian makanan di rumah juga harus diperhatikan dari berbagai jenis makanan yang mengandung gluten. Demikian pula bila membeli makanan kemasan harus membiasakan melihat label atau kandungan yang ada di dalam makanan tersebut. Banyak negara maju sudah mencantumkan kandungan bebas gluten dalam makanan kemasan bahkan beberapa restoran juga mencantumkan makanan yang bebas gluten.

    Pemberian terapi suportif seperti pemberian kalsium, zat besi, vitamin B dan diet tinggi protein tampaknya harus dilakukan untuk mengurangi kekurangan yang ditimbulkan akibat gangguan penyakit ini.

    MISDIAGNOSIS

    Mendengar nama penyakitnya saja masih merupakan hal asing bagi telinga masyarakat Indonesia. Bahkan gangguan ini masih dianggap tidak ada atau sangat jarang oleh sebagian klinisi di Indonesia. Hal ini bisa dimaklumi karena di Amerika Serikat yang sudah demikian maju ilmu kedokterannyapun penyakit seliak merupakan penyakit gangguan saluran cerna kronis yang tidak popular dan sering diabaikan keberadaanya. Sehingga dalam penanganan seliak sering terjadi kesalahan diagnosis atau “misdiagnosis”. Apalagi di Indonesia, dengan tingkat pengetahuan dan sarana tehnologi medis yang ada tampaknya kejadian kesalahan diagnosis pada penyakit ini jauh lebih besar.

    Dalam beberapa kasus keluhan anemia dan kelelahan dianggap sebagai gejala bukan gangguan saluran cerna seperti chronic fatigue syndrome, depression atau disebabkan berbagai penyakit lainnya. Menurut Reader’s Digest penyakit seliak merupakan salah satu dari 10 penyakit terbesar yang mengalami “misdiagnosed“. Sepuluh Penyakit yang sering terjadi kesalahan diagnosis tersebut adalah hepatitis C, lupus, penyakit seliak, hemochromatosis, aneurysm, penyakit lyme, hypothyroidism, polycystic ovary syndrome, klamidia, and “sleep apnea“.

    Kesalahan diagnosis atau diagnosis alternatif yang diberikan pada penderita seliak karena kemiripannya adalah “Irritable Bowel Syndrome“, “Crohn’s disease“, Ulcerative colitis, Ulkus lambung, Divertikulosis, infeksi saluran cerna, Chronic fatigue syndrome, depresi, Diabetic Diarrhea, Diabetic Gastroparesis, alergi makanan, intoleransi makanan, Scleroderma and Ulcerative colitis. Permasalahan “underdiagnosis” di Amerika Serikat diakibatkan karena kesulitan diagnosis, gejala penyakit seliak sama dengan berbagai penyakit lainnya, banyak dokter belum mengetahui penyakit dengan baik, dan hanya beberapa laboratorium yang berpengalaman dan terlatih dalam penanganan penyakit seliak.

    Melihat angka kejadian yang cukup tinggi serta resiko yang terjadi dalam gangguan ini sangat beragam dan sangat mengganggu dan berbahaya maka sebaiknya harus lebih mencermati berbagai gejala yang ditimbulkan pada tubuh sejak dini. Bila cermat dan tidak terlambat maka hanya dengan menghindari makanan yang mengandung gluten ternyata manusia bisa terbebaskan dari berbagai ancaman kesehatan yang dapat terjadi. Di Indonesia kasus ini belum banyak ditemukan diduga hanya karena banyak kasus belum terungkap karena banyak “misdiagnosis” yang terjadi. Ancaman besar yang tersembunyi ini ternyata mengintai setiap individu di dunia termasuk di Indonesia.